Cari Blog Ini

Jumat, 03 Mei 2019

4 Cara Mudah Mengajarkan Tanggung Jawab pada Anak

Sejak dini, anak harus diajarkan tanggung jawab supaya perkembangannya bisa lebih optimal. Untuk memupuk rasa tanggung jawab dapat dilakukan secara bertahap dan melalui cara yang tepat dan sederhana.
Orangtua bisa mencoba mengenalkan konsep bertanggung jawab pada si Kecil melalui kegiatan membantu merapikan rumah. Berikut beberapa hal yang bisa Anda lakukan agar proses belajarnya lebih efektif, seperti yang dilansir dari laman ibudanbalita.com.
  1. Mulai dari yang Sederhana
Mulailah mengajarkan anak untuk bertanggung jawab lewat hal-hal sederhana. Anda bisa mulai membuatnya untuk lebih peduli dengan benda-benda miliknya sendiri. Contohnya, merapikan kasurnya sendiri, meletakkan piring bekas makan ke wastafel cuci piring, dan membereskan kembali mainan yang ia gunakan setiap selesai bermain. Supaya si Kecil tak merasa terbebani, buatlah ia merasa terbiasa melakukan tugas-tugas tadi satu per satu, secara bertahap. Misalnya, jadikan satu tugas merapikan mainan menjadi rutin, baru kemudian beri ia tanggung jawab lain.
  1. Jelaskan Alasannya
Di usia balita, si Kecil memiliki keingintahuan yang tinggi terhadap berbagai hal. Inilah sebabnya ia jadi sering bertanya, termasuk saat diminta membantu merapikan rumah. Manfaatkan hal ini untuk memberinya penjelasan sederhana tentang pentingnya tanggung jawab. Misalnya dengan berkata, “Kalau Adik rajin membersihkan tempat tidur, Adik bisa tidur lebih lelap saat malam, karena kasur yang bersih membuat Adik nggak gatal-gatal saat tidur.”
  1. Ingatkan Anak untuk Melakukan Tugasnya.
 Begitu si Kecil mengetahui alasan di balik tugas-tugas yang harus dilakukannya, mulailah konsisten mengingatkan ia untuk memasukkan kembali mainan ke box setiap selesai bermain, atau membawa piring ke wastafel setiap selesai makan. Di tahap-tahap awal, Ibu memang harus mengingatkan anak pada tugas-tugasnya lebih sering. Namun, seiring berjalannya waktu, ia pun akan mulai terbiasa melakukan tugas-tugasnya, sehingga Ibu tak harus mengingatkannya lagi.
  1. Berikan Apresiasi Setelah anak selesai menjalankan tanggung jawabnya, beri ia apresiasi.
Penghargaan ini tidak melulu harus dalam bentuk barang baru atau mahal. Ibu juga bisa menunjukkan apresiasi lewat pujian atau ucapan terima kasih. Sederhana memang, tapi hal ini bisa membuat anak merasa dihargai dan dicintai. Saat anak sudah bisa konsisten melakukan tugas-tugas sederhananya tanpa Anda ingatkan, berikan ia apresiasi tambahan, misalnya dengan membelikannya es krim kesukaannya. Dengan begini, semoga ia jadi lebih paham bahwa melakukan kewajiban tanpa harus diingatkan itu baik sekali.

Rabu, 01 Mei 2019


PROFIL GURU ZAMAN NOW
Guru adalah pemberi obor dalam kegelapan. Permasalahan yang dihadapi setipa masa berbeda-beda. Masalah yang dihadapi oleh guru sekrang ketika mereka kecil dahulu tidadklah sama dengan masalah yang dihadapi anak-anak zaman sekrarang atau lebih dikenal dengan anak zaman now. Guru sekeang merupakan kelahiran 60 an. Sementara murid yang dihadapinya sekarng kelahiran 2000 an. Sekitar 65 persen murid pendidikan dasar yang ada sekarang merupakan generasi milenial yang bakal dihadapkan pada jenis-jenis pekerjaan baru yang asing. Karena itu, dibutuhkan guru-guru berwawasan baru untuk menciptakan peserta didik yang siap menghadapi dunia kerja masa depan.
Total jumlah guru sekitar 2,9 juta. Yang pensiun sekitar 70 ribu-80 ribu. Produksi guru dari universitas tidak banyak yang punya kualifikasi bagus. Jadi, muridnya abad ke-21, gurunya masih abad ke-20. Guru abad ke-21 harus mempunyai sejumlah karakteristik yang tepat untuk mengajar siswa milenial.
Karakteristik tersebut antara lain menjadikan siswa sebagai produser, belajar teknologi baru, berwawasan global, siap dengan era digital, berkolaborasi, pembelajaran berbasis proyek, dan terus berinovasi, mengingat karakteristik siswa di zaman milenial sangat  aware teknologi, warga global, otentik, liberal, progresif, percaya diri, dan berorientasi tim.
Generasi milenial merupakan generasi yang dilahirkan pada kisaran tahun 1980-2000, generasi masa kini yang berusia 15-34 tahun. Esensinya, generasi millenial hidup di era digital dan memanfaatkan media teknologi informasi dalam kehidupannya. Generasi millenial menghabiskan 6,5 jam setiap hari untuk membaca media cetak, elektronik, digital, broadcast dan berita. Mereka mendengarkan dan merekam musik; melihat, membuat, dan mempublikasikan konten Internet serta tidak ketinggalan menggunakan smartphone.
Suka Memegang Kendali
Selain itu, karakter generasi pada era kekinian ini memiliki berbagai macam diantaranya; mereka suka memegang kendali, tidak mau terikat dengan jadwal tambahan, dan mereka tidak terlalu suka duduk di ruang kelas untuk belajar atau di kantor untuk bekerja. Sebaliknya, mereka lebih suka menggunakan teknologi untuk belajar kapan saja, siang, atau malam, melakukan telekomunikasi dari mana saja dan mendefinisikan keseimbangan dengan cara masing-masing. Kemudian tidak menyukai komunikasi satu arah, kurang menyukai bacaan konvensional seperti buku, serta lebih tahu dan mahir teknologi dibanding orang tua termasuk gurunya. Oleh karena itu, guru perlu memahami model pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan zaman, yaitu berpikir kritis, kolaborasi, keterampilan komunikasi, dan literasi, untuk mendidik peserta didikanya.
Sehingga menjadi suatu keharusan bagi guru untuk memahami karakter generasi digital. Hal ini sangat penting agar guru mampu memposisikan diri sebagi pendidik yang dipandang ideal di mata peserta didik millenial. Profil guru yang mendapatkan kepercayaan untuk memberikan taktik dan strategi pembelajaran yang berdaya guna. Layaknya seorang pelatih sepak bola yang dipercaya secara penuh oleh anak asuhnya meracik formasi pemain kemudian menentukan pola permainan yang tepat sesuai karakter kesebelasannya agar mampu meraih kemenangan di akhir pertandingan
Profil guru zaman now harus mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman untuk menjaga marwah kedaulatan seorang guru. Profil guru era millenial yang dimaksud adalah:
  1. Melek digital.
Hadirnya guru di dalam kelas bersama laptop akan memberi angin segar bagi siswa. Bukan tanpa alasan, karena umumnya ada pembelajaran menarik yang akan disajikan oleh sang guru, semisal media power point dan video. Urgensinya adalah guru harus memiliki kemampuan menggunakan alat-alat digital, dan kecakapan prilaku dalam memanfaatkan kecanggihan teknologi. Kemampuan mengoperasikan komputer menjadi keharusan, justifikasinya adalah memudahkan guru dalam menjalankan tugas dan fungsi profesinya, semisal penyusunan RPP dan pengolahan nilai. Keterampilan digital lainnya adalah menjelajahi dunia maya dan akses surat elektronik. Adapun fakta di lapangan masih banyak guru yang belum melek digital menjadi PR besar untuk ditingkatkan kapasitasnya.
  1. Memanfaatkan media sosial sebagai sumber belajar dan komunikasi pembelajaran.
Misalnya media sosial, jangan sampai kita disebut guru “cupu” dikarenakan tidak memiliki medsos. Tujuannya untuk menjalin gaya komunikasi yang efektif terkait pembelajaran atau konseling di luar dunia nyata.
  1. Menyuguhkan pembelajaran yang menyenangkan dan penuh makna (Joyful And Meaningful).
Siswa generasi now tidak layak disuguhi metode ceramah. Paradigma pembelajaran masa kini harus memberikan keleluasaan siswa berperan aktif. Intinya harus memenuhi unsur berfikir yaitu melakukan atau mengamati, interaksi , komunikasi ke segala arah dan refleksi.
  1. Guru harus menjadi Role Model.
Generasi digital identik pula dengan pandangan rasional, apa yang dilihat, didengar, dirasa akan melahirkan persepsi. Membentuk persepsi yang baik sangat penting ditunjukkan melalui keteladanan. Namun bahayanya ketika ada kesenjangan antara ucapan dan perbuatan maka akan melunturkan loyalitas pembelajaran sang anak.
  1. Guru sebagai pembelajar sepanjang hayat.
Guru harus terus-menerus meningkatkan pengetahuan dan teknik mengajarnya. Memaksimalkan gawai pintar untuk mengakses informasi sebanyak-banyaknya agar tidak kalah tahu dibandingkan anak didiknya dan men-download aplikasi keperluan guru. Pada muaranya, profil guru yang memiliki kapasitas mumpuni diharapkan mampu menghadapi tantangan generasi milenial sehingga melahirkan generasi yang cerdas berkarakter.

Sabtu, 27 April 2019

KECANDUAN MENULIS


KECANDUAN MENULIS
Mudah mudahan ini pertanda baik buat saya. Sejak mengikuti pelatihan SAGUSABU di Kota Padang, 18-19 April 2019. Saya merasakan sesuatu telah di bangkitkan dalam diri saya yaitu Kecanduan Menulis. pelatihana tersebut diangkat motto nya oleh panitia yaitu Mambangkik Batang Tarandam.
Makana mambangkik batang tarandam adalah sesuatu yang sangat berharga dan mulia yang kita miliki, “sesuatu” ada pada kita akan tetapi selama ini terkubur dalam lautan yang dalam sehingga kita tidak menyadari bahwa kita memilikinya, seoalah-lah tidak dalam diri kita, padahal kita punya. Akan  tetapi “sesuatu” itu masih tekubur didalam lautan yang dalam.
Untuk mengangkat mendongkrak agar batang tersebut bangkit dan muncul kepermukaan, dia butuh seorang motinvator. Seorang motivator itu adalah mereka yang memang sudah berhasil memiliki membangkitkan batang nya sendiri dan punya kecakapan dan kemampuan yang mumpuni untuk menggerakkan semangat dalam diri seseorang agar bangkit, bangki dan bangkit.
Salah satu batang tarandam itu adalah bakat menuls. Setiap orang pasti pandai biacara. Ketika apa yang kita bicarakan itu kita tulis dan kita rangkai dalam sebuah tulisan maka jadilah kita penulis. Tulisan yang kita tulis lalau duterbitkan oleh penerbit dan laku di pasaran maka jadilah kita penulis terkenal.
Fokus utama kita bukanlah menjadi penulis terkenal, tetapi kita harus menulis sesuatu yang kita niatkan apa yang kita tulis tersebut akan dibaca dan bermamfaat bagi orang yang membacanya. Kalau banyak yang suka dengan tulisan kita, ya.. kita jadi terkenal… siapa tau nasib sesorang.. dengan tulisan ini saya juga bisa jadi terkenal setidknya dikenal oleh yang membaca tulisan ini. Karena rasa candu menulis sudah saya rasakan..…Salam Literasi untuk kita semua… wassalam


GURU MILENIAL


MENJADI GURU MILLENIAL

C
iri masyarakat mllenial adalah masyarakat yang menguasai tekhnologi infomasi yang sekarang ini sedang berkembang pesat. Guru merupakan seorang yang bekerja secara prorsional semestinya harus mengikuti perkembangan zaman. Guru millenial adalah guru yang melek tekhnologi buksn guru yang gagap tekhnologi/Gaptek.
Tidak dipungkiri lagi bawa sejak pengangkatan guru secara besar besaran pada tahuh 60 an tentunya sudah banyak guru yang usianya hampir penisun bahkan sudah banyak yang pensun. Bagi guru yang sekang usianya 55 tahun tentunya masih ada masa pengabdian 5 tahun lagi. Artinya guru tersebut berada pada era millenial.
            Sebagai guru yang hidup di era millenial, semestinya guru tersebut tidak boleh Gaptek. Seorang guru harus selalu belajar menggunakan tekhnologi informasi yang begitu pesat. Sebagaiman kita memberikan motivasi pada siswa kita dengan mengatakan   “kamu pasti bisa”. semestinya sebagai gurupun kita harus motivasi diri kita sendiri dengan mengatakahan pada diri “saya pasti bisa”.
Agar kita bisa mengikuti perkembangan zamanada bebrapa tips yang bisa kita lakukan sebagai guru.
  1. Banyaklah membaca!
Dalam ajaran agama Islam, ayat pertama turun adalah Iqro`. Artinya bacalah!. Orang yang pintar adalah orang yang banyak mebaca. Sangat ironis memang, ketika seorang guru menyuruh anak didiknya untuk selalu membaca sementara dia sendiri malas untuk membaca.
Membaca merupakan jendela dunia. Orang yang banyak membaca akan mengatahui banyak hal. Guru yang banyak membaca akan mempunyai wawasan yang luas dan dengan sangat mudah menjawab pertanyaan ketika siswanya bertanya.
Anak zaman sekarang sudah kritis, mereka banyak bertanya. Jika seorang guru tidak mebekali dirinya dengan banyak pengetahuan dan wawasan luas maka akan kesulitan untuk mejnawab pertanyaan dari siswa yang kritis.
Dalam sebuah tulisan di media sosial yang penulis baca, ternayata Bill gates membaca sekitar 50 buku dalam setahun, Warrant Buffet membca 600-1000 halaman perhari, Mark Cuben menghabiskan lebih dari 3 jam perhari untuk mebca buku, Mark Zuckerburg membaca buku baru tiap 2 minggu.
Oprah Winfrey setiap bulan membaca dan mendiskusikan buku baru dengan klub membacanya. Buku adalah jendela dunia. Dari buku kita akan medapat banyak pengetahuan.
Profesi sebagai guru merupakan profesi yang salah satu fungsinya adalah membagikan ilmu kepada siswa. Semakin banyak kita memilki ilmu pengetuan akan  semakin banyak kita amemberikan pengetahuan kepada siswa. Tidak cukup kita mengadalkan ilmu yang kita dapat waktu kuliah saja, karena ilmu pengetahuan semakin hari semakin pesat perkembangannya. Agar kita tidak ketinggalan zaman, tiada lain yang harus kita lakukan adalah dengan banyak membaca. Wahai guruku yang  hebat, ayo kita tambah ilmu kita dengan membaca. Luangkan waktu kita untuk mecaba mulai sekrang, perbanyaklah membaca!
  1. Jangan malu bertanya!
Seorang guru harus banyak bertanya, guru memiliki kelebihan dan kemahahan. Ketika serong grui sudah malu bertanya dan mengaangap dirinya sudah pintar, alamat badan akan kerianggalan.
Kita menyadari seorang guru yang sudah lanjut usia, tentunya banyak yang tidak kita ketahui terutama tentang tekhnologi informasi. Jalan keluarnya cuma satu yaitu jangan malu bertanya, bertanyalah pada siapa saja. Walaupun itu pada murid dkita sendiri.
3.    Jangan takut melakukan kesalahan.
Sejak di laksanakannna kurikulum 2013 hampir semua guru mesti memilki leptop. Pengalaman di lapangan saya lihat, setelah membeli leptop, banyak leptip nya diam saja di rumah bahkan ada yang masih kelihatan baru wapupun sudah dimiliki 2 tahun. Kerika diotanya, kenapa Ibu masih baru Le[ptonya?. Jawabnya sederhana saja “ iay pak, saya taku t mrngunakannya. Takut rusak” kata guru tersebut.
Penyakit ini merupakan penyakit yang dimulki oleh guru yang takut melakukan kesalahan. Takut rudak. Padahal yang punya leptop itu dia sendiri, katena takut rusal. Takut salah akhitna lepton nta diam saja di rumah.
Seroang guiru millenila tidak boleh seprti itu, guiru millenialmharus aktif, bertanya dan melakukan apa yang sudah di ajarkan oleh teman atau anak nua seklipun.
4.    Tingkatkan kepercayaan diri
Banyak guru yang kurang percaya diri. Mereka mengaangap dirinya sudah tua, tidak millenial dan sudah tidak zamnnya eksis. Sikap yang demikian bukanlah ciri seroang guru millenial. Seorang guru harus memiliki kepercayaan diri yang kuat. Keprcayaan diri yang kuat akan meningkatkan energi kita untuk berbat untuk melakukan sesuatu terutama yang berkaitan dengan tugas kita.
Kita seraing menyruh isea kita untuk percaya diri, hal yang sama juga diharapkana pada diri kita. Yakinlah tidak semua orang memilikimkesempurnaan, akan tetapi orang yangh sempurna itu adalah orang yang merasa dirinya serab kekaurangn dan memuiklik kepercayaan diri unutk menyempurnakannna dengan banyak belajar.
Oang ijak mengatakan órang yang berilmu adalah orang yang merasa dirinya kurang ilmu dan dia berusaha untuk menambahnya. Orang bodoh adlah orang yang merasa cukupo dengan ilmu yang ada padanya dan tidak mau untuke menambahnya.
5.    Perbanyak silaturrahmi
Adalam ajran agaka kita, terutama aga,ma Islam sillaturhmi merupakan jembatan hati. Silatuerahmi mmebrikan pada kita kesenangan dan ketenangan yang luar bissa dalam diri kita. Sehingga dalam hadist Nabi Muhammad saw.  mangatakan bahwa salah satu dosa yang besar adalah orang yang memutuskan silaturahmi.
Dalam kaitannya dengan pendidilan, silaturahmi dilakukan dengan kunjunngan ke sekolah – sekolah yang suduah maju. Kunjungan pada sekolah yang sudah maju akan menambah wawasan baru bagi kita. Kita dapat betukar pikiran dengan sesama guru. Kita ambil semua yang baik pada sekolah yang kita kunjungi. Dengan demikiaian silatuurahmi juga dapat meningkatkan wawasan kita, pengetahuan kita dan rasa kepecayaan diri kita.
Jangan malu bertanya pada sekolah yang kita kunjungi. Ambil semua ilmunya dan perbaiki di tempat kerja kita kalau kita sudah mendapatkan ilmu baru dari sekolah yang kita kunjungi. Jadi silaturrahmi juga cara kita untuk mejajukan diri dan sekolah kita.
6.    Buang jauh sifat iri dan dengki sesama guru
Sifat iri dan dengki merupakan sifat yang tercela. Seorang guru tidak boleh memilki sifat tersebut. Sigat tersebut terjadi pada guru seperti rasa iri pada teman sejawat yang sudah maju. Sifat iri pada kewan yang sudah maju merupakan penghambat kemajuan kita. Apabila teman kita sudah maju maka kita bersyukur karena kita bisa bertanya dan bertukar pikiran pada kawn yang sudah maju. Jika kita iri dan dengki maka energi yang muncul dalam diri kita adalah energi yang negatif. Enegri negatif tersebut bisa membakar potensi diri kita sendiri. Tentunya akan merugikan diri kita sendiri.
Orang yang memilki sifat iri dan dengki sulit untuk maju. Orang yang punya sifat iri dan dengki akan sulit menerima perubahan. Guru millenial harus membuang sifat demikian. Jangan pernah iri dan denfki pada teman kita. Karena teman merupakan aset kita yang bisa kita mamfaatkan unutk tumbuh dan berkembang.
7.    Jangan kikir memberikan ilmu pada teman seesama guru
Sifat yang juga harus dighindari oleh guru millenial adalah sifat kikir. Sifat kimir ini kan menghambat kemajuan sekolah kita. Apabila kita amemilki kelabihan dalam sudatu bidang, seorang gru millenial tidak boleh kikir.
Sifat kikir biasanya tumbuh pada diri guru karena merasa takut dengan temannya sejawatny akan lebih maju dari dirinya. Yakinlah semakin kita berikan ilmu itu pada orang laian, maka semakin bertambah ilmu kita jangan takut berbagi. Berikan apa yang kita punya pada teman kita, issya Allah,  Allah akan menambah ilmu yang sudah kita miliki.
Tanamkan rasa bangga pada diri kita ketika kita sudah bisa berbagi dengan teman sejawat. Kalau kita berbagi pada teman, dan teman kita mendapatkan ilmu baru dari kita, itu merupakan kebahagian tersendiri yang akan kita peroleh. Bukanklah salah satu amal yang dapat kita petik diakhirat nanti adalah ilmu yang bermamfaat yang telah ajarkan?. Ayo, jangan kikir! tanamlah sebanyak nya amal kebaikan dengan menyebarkan ilmu yang suduh kita miliki pada orang lain. Selamat berbagi.
8.    Berkunjungalah ke rumah orangtua siswa
Guru milenial mengahadpai permalasaha tersendiri dalam menghadapi anak zaman now. Anak zaman sekrang sdauh berbeda dengan anak msa guru menjadi seroqng anak. Anak zaman sekrang sudah melek tekhnologi. Teman kesehariannya kadangkal hanya dengan HP dan TV.
Masalah anak tidak bisa dihadapi guru saja. Peubahan tingkah laku pada naka xama sekrang sangatlah agak menakutkan. Anak zazman sekrang tidak takutlagiu pada gurunya. Disamping perubahan amzam, peraturan juga tiak boleh memarahi anak secara berlebiha. Tidak jarang Kondisi ini mebuat anak semakit agak cendrung erbiuat seenak hatinya.
Banyak sudah guur yang keqalahan menghadapi nak zamn sekrang. Maka guru millenial harus berkiunjung kerumah orang tuanya. Berdiskusi dengano rang tuanya. Membericarakan perkembangan anak dengan orng tuanya.
9.    Ayo menulis!
Mengapa  kita harus menulis? Ada beberapa alasan mengapa kita harus menulis. Petama Permendiknas No. 35 tahun 2010 Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya, berlaku efektif 1 Januari 2013 .
Kedua Kenaikan pangkat jabatan Fungsional Guru serendah-rendahnya Golongan III/b diwajibkan membuat Karya Inovatif berupa Penelitian, Karya Tulis Ilmiah, Alat Peraga, Modul, Buku, atau Karya Teknologi Pendidikan yang nilai angka kreditnya disesuaikan.
Ketiga Siapa yang tidak kenal dengan Buya Hamka?, pada umunya semua orang kenal. Lalu, darimana orang tersebut kenal?, padahal Buya Hamka sudah meninggal puluhan tahun yang lalu. Jelas, orang kenal dengan Buya Hamka  adalah dengan karyanya yang berupa banyak buku. Bahkan ada tafsir yang di tulisnya ketika beliau berada dalam penjara.
Pelajaran yang dapat kita ambil adalah. Kita kenal dengan orang yang mati puluhan tahun yang lalu salah satu adalah dengan karya yang ditinggalkannya. 
Menulis merupakan sarana  sesorang untuk melepas uneg-uneg yang ada dalam kepalanya. Dari zaman dahulu, banyak cara yang dilakukan orang untuk melepas ketegangan dapal otaknya. Salah satunya adalah dengan menulis. Sebelum adanya komputer dan leptop. Orang dahulu menulis di buku harian. Sehingga buku harian merupakan barang yang selalu mendapingi dalam pelukan seseorang.
Pada zaman sekarang, disamping buku harian, ada alat yang dapat di gunakan oleh seeorang untuk menulisa yaitu leptop dan HP android. Apapun tempat kita untuk menulis tak jadi masalah. Yang penting ada media yang dapt kita gunakan unutk menulis. 
Seorang guru prosesioanl harus menulis. Ada pepatah mengatakan, harimau mati meninggalkan belang, gajah mati meninggalkan gading dan kalau guru mati seyogyanya meninggalkan tulisan.
Saya yakin, maisng-masing kita memiliki potensi untuk menjadi penulis, masalahnya mungkin kita  tidak memiliki kepercayaan diri, tidak tahu dari man memulai. Penulis hebat bukanlah penulis yang semuanya tulisannya dalam pikirannya, salah satu cara agar kita bisa menulis adalah dengan banyak membaca. Adapaun tips menulis adalah yang bisa kita lakuakan untuk memulainy adalah :
a.    Tuliskan apa yang muncul. Jangan di lawan
b.    Jangan di pusingkan dengan ejaan dan tanda baca. Tabrak saja!
c.    Fokus pada proses bukan hasil. Tulis saja
d.    Setelah kita tuangkan apa yang kita rasakan, baru kita swasunting (edit sendiri) tulisan kita.
Menurut Much Khoiri, hal 59-620  yang ditulis oelh Mas Febri melaui pesan What`s Up dalam Group Gur Sagusabu Padang IGPPL menyebutkan strategi menulis dalam kesibuakan diantaranya :
1.    Rajinlah membaca ( dalam arti luas)
2.    Selalu bawa alat rekam gagsan, baik alat audio maupun note-book untuk mencatat
3.    Menulis atau mengungkapkan gagasan dalam hati
4.    Segera tuangkan tulisan di “dalam hati” ke dalam tulisan terketuk
5.    Mamfaatkan waktu luang
6.    Menulis yang di alami (write what you do)
7.    Buatlah Motto “menulis setiap hari”
Seorang penulis yang sibuk mempunyaio motto “Pagi Pegawai, Petang Pengarang.
Mengapa kita harus ,menulis? ternyata, Menulis itu
a.      Mencerdaskan
b.      Mengurangi “stress” pikiran sehingga Menyehatkan (Menjadi psiko terapi  diri)
c.      Memperoleh “point” dan “coin”
d.      Manfaatnya “tak terputus” (Multi Level Pahala) dan “Panjang Umur”
Mengapa menulis itu susah? mungkin karena :
a.    Jika kurang niat (merasa tidak butuh)
b.    Jika belum dimulai
c.    Jika kurang terbiasa
d.    Jika belum merasakan manfaatnya
Lalu, bagaiman caranya agar kita  termotivasi untuk menulis? Caranya dalah :
a.    Niatnya harus KUAT
b.    Segera memulai (Take Action)
c.    3M (Menulis, menulis, dan Menulis)
Lalu apa yang harus kita tulis? Kita bisa saja menulis :
a.    Pengalaman hidup (rasa, dengar, lihat)
b.    Opini
c.    Liputan kegiatan
d.    Cerpen, puisi, novel
e.    Buku pelajaran :
f.     Buku pengayaan : buku pengayaan berisi tambahan/pendalam materi.
g.    Buku kamus : 
h.    Buku TTS pembelajaran
i.      Oto biografi. Tulsi sendiri,  mulai lahir sampai sekrang.
j.      Bio grafi : ditulis orang lain.
k.    Buku memeoar : sebahagian kisah bapak/ibu /orang lain.
l.      Novel mini
m.   Novel fiksi
n.    Novel faksi (fakta + Fiksi )
o.    Buku kumpulan puisi
p.    Buku cerita bergambar
q.    Buku media pembelajaran : (BP) best practis
r.     Buku panduan ( How To)
s.    Komik pembelajaran. Komik strip. Foto jadi strip
t.      Catatan harian :
u.    Buku reliji contoh
v.    Buku sejarah
w.   Buku fotrografi
x.    Kumpulan status medsos
y.    Pendidikan inklusi, kumpulan soal, olimpiade, ujian nasional, kumpulan pantun, tekhnologi, parenting, enterpreneuship.
z.    Buku profil sekolah
a.    Sejarah dan larat belakang
b.    Program unggulan sekolah
c.    Prestasi akdemik
d.    Alumni berprestasi
Kalau ada keinginan kita untuk menulis, banyak yang bisa kita tulis. Yang paling penting adalah niat dan kemauan kita.
Jadilah guru Millenial dengan meningglkan karya yang berbentuk tulisan. Ayo. Guru hebat. Mulai serkang ayo kita menulis untuk generasi kita yang akan datang. Guru hebat adalah guru yang meninggalkan kenangan untuk generasi penerus yang akan datang. Salah satu kenagan terbaik adalah meninggal tulisan dalam bentuk buku. Ayo menulis!


“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.”
- Pramoedya Ananta Toer



 GURU ADALAH TELADAN
Teladan maskdunya adalah sesuatu yang dapat di contoh, di tiru dan diikuti. Seorang guru yang paripurna adalah guru yang memiliki kepribadian yang luhur, mulia, dan bermoral. Guru yang yang memiliki kepribadian yang luhur, mulia, dan bermoralakan menjadi teladan bagi muri-muridnya.
Keteladan yang diberikan oleh guru akan  berdampak besar kepada kepribadian muridnya. Guru adalah pihak kedua setelah orangtua dan kelauraga yang paling banyak bersama dan berinteraksi dengan murid. Oleh sebab itu guru sangat berpengaruh dalam perkembangan murid.
Menurut para ahli psikologi, sebagai makshluk sosial seorang murid akan memiliki kecendrunangan untuk mencontoh. Mereka akan mengamati apa yang dilakukan oleh orang yang ada disekitarnya. Mereka akan mencoba melakukan hal yang sama. Mereka adalah peniru terbesar di diunia ini. Mereka kan meniru apa yang mereka lihat dan menyimpan apa yang mereka dengar. Sebagi seorang teladan seorang guru harus memperhatikan segala tingkah lakunya karena akan berbpenagaruh terhadap anak didiknya.
Ada beberapa kriteria guru teladan diantaranya :
1.    Ikhlas membeikan ilmu karena Allah SWT.
Mengajar dengann ikhlas merupakan kekuatan yang dashsyat dalam diri sesoroang. Orang yang ikhlas mempunyai tujuan yang sangat jauh melampaui tujuan materi semata. Orang yang ikhlas mengharapkan Ridho Allah SWT. Sehingga kalimat yang keluar dari mulutnya merupakan kalimat yang berasal dari dalam hati yang paling dalamm sehingga dengan mudah menyambung kedalam hati  murid.
Mengikhlaskan ilmu sebagai amal ibadah kepada Allah swt., adalah sesuatu yang sangat sulit bagi sebahagian besar guru zaman sekarang. Sebahagian guru, mengajar bukan bertujuan untuk memberi mamfaat kepada saudara-saudara mereka melaiankan hanya mengajar pelepas tanggung jawab.
Orang yang ikhlas megajar mempunyai rasa tanggung jawab yang besar dalam mengajar. Dia akan merasa bersalah kalau materi dan tujuan pelajajan tidak sampai dan tidak dikuasi oleh siswanya. Orang yang mengajar hanya melepas hutang dan tanggung jawab akan memberikan pelajaran seadanya dan secukupnya sehingg hasilnya tentu tidak masksimal.
Memang kita tidak pungkiri sejak Pemerintah mengeluarkan tunjang profesi atau sertifikasi, profesi guru sudah menjadi profesi yang diincar oleh banyak orang. Karena tujuan tersembunyi tersebut tidak jarang orang melakukan berbagai cara untuk medapatkan profesi tersebut. Karena tujuan tersembunyi tersebut, tujuan mulai sebagai guru kadang diabaikan.  Mereka mengajar hanya memenuhi target jam yang  dietentukan oleh apa yang disarat untuk mendapatkan tunjangan sertifikasi.
2.    Berprilku jujur
Kejujuran seroang guru ibarat mahkota yang menghiasi kepalanya. Kejujuran adalah penyelamat bagi guru baik di dunia maupun di akhirat. Jika guru berbohong maka ia akan kehilangan kepercayaan muridnya terhadap ilmu pengtahuan yang disampaikan kepada mereka.
Kadang dalam mengajar seraong guru adalam dilema. Satau sisi dia ingin jujur namu disisi lain ingin nmenaikn ama baik sekolah tetapi dengan cara yang tidak benar.
Ada kisah nyata yang terjadi pada rekan penulis tentang ketidak jujuran ini. Ada seorang guru yang mengjaar di kelas 6. Waktu ujian akhir, Guru tersebut mau nilai anak didiknya tinggi, nama sekolahnya naik. Maka dilakukanlah dengan berbagai macam cara salah satunya adalah dengan memberikan jawaban kepada muridnya.
Setelah hasilnya keluar, maka terbukti nilai anak guru tersebut tinggi dan nama sekolah tempat mengajar guru yang cuarang tersebut menjadi tersohor di kecamatan bahkan sampai ke tingkat Kabupaten.
Seiring dengan waktu berjalan, tanpa disadari berceritalah anak dengan temannya. Ketiak anak tadi bercerita, terdengar oleh guru lain. Setelah diselidiki kepada siswanya, dan siswa tersebut menceritan kejadian yang sebenarnya. ternyata benar, guru tersebut memberikan jawaban kepada anak didiknya waktu ujian akhir.
Sejak itu nama sekolah tersebut terkenal dengan kecurangan yang pernah dilakukannya. Untuk mengembalikan nama baik guru dan sekolah tersbut sangatlah sulit karena cerita tersebut bersambung dari satu sekolah ke sekolah yang lain.
Guru tersebut baru pertama kali melakukan hal tersebut tetapi sekali ketuahuan orang tidak jujur, selamanay orang membuat “stempel” kepada guru dan sekolah tersebuat adalah sekolah yang tidak curang.
Inilah bukti bawa kejujuran ibarat mahkota bagi guru, sekali mahkota itu jatuh selamya orang tak mempercayainya. Ayo. Berbuatlah secara jujur walau kadang pahit.
3.    Mengerjakan apa yang diucapkan (walk the talk)
Kesesuaian antar perktaan dengan perbuatan akan lebih cepat diterima oleh siswa ketimbang perkataan guru saja. Oleh sebab itu seorang guru harus menegakkan sikap ini dalam kehidupan sehari-harinya. Bahkan dalam Al-Qur`an, Allah swt. melaknat orang yang pandai bicara tetapi tidak mau melaksanakan apa yang diucapkannya.  
Imam Alghazali menegaskan bahwa, seorang guru harus bersedia melakukan apa yang diketahuinya. Inti artinya seorang guru tidak boleh melakukan pebuatan yang berbeda dengan apa yang dikatakannya. Bila perkataannya berbeda dengan apa yang diketahuinya, maka guru yang bersangkutan belum memperoleh mamfaat dari apa yang diketahuinya. Dia pun belu layak disebut sebagai guru. Karena ilmu yang dimilikinya belum mampu mengajari dirinya. Jika tidak bisa mendidik dirinya, lantas bagaimana mungkin dia bisa mendidik orang lain.
4.    Berlaku adil dan egaliter terhadap murid
Ahli Psikologi mengatakan bawhma manusia adalah unik. Mereka dilahirkan dengan membawa kodratnya masing-masing. Maka dalam memberikan pelayanan pendidikan kepada murid seorang guru haruslah adil dan tidak membeda-bedakan siswanya.
Sikap tidak adil seorang guru seperti membeda-bedakan siwanya, akan berdampak timbulnya perpecahan, ketidak harmonisan, dan kebencian diantara sessama siswa.
Perwujudan sikap adil seorang guru tidak terbatas hanya ketika mengajar, tetapi juga ketika memberikan nilai dan peringkat kepada muridnya. Keadilan seorang guru itu pada semua bidang, baik dalam waktu mengajar, perhatian. kasih sayang dan juga penilaian. Seorang guru tidak boleh memberikan nilai kepada siswanya secara subyektif mungkin kerana disebabkan oleh kedekatan secara emosional atau lainnya. Dalam bentuk apapun seorang guru harus adil dan egaliter terhadap semua siswanya.
5.    Bersiakap tawadhu
Tawadhu artinya rendah hati atau tidak sombong. Guru bukanlah orang super dalam segala bidang. Guru yang merasa dirinya sudah pintar pada hakekatnya adalah bodoh. Dalam mengajar sebagai manusia biasa, guru mungkin pernah melakukan kesalahan. Guru yang tawadhu akan mengakui kesalahan dan kekhilafan yang dilakukannya.  Jika dia melakukan kwsalahan dalam menyampaikan mater, guru tersbut harus dengan rendah hati minta maaf kepada siswa dan menyampaikan hal yang sebenarnya. Jangan karena ada rasa sombong dalam diri guru dan tidak mau mengakui kesalahannya, hal demikian akan berdampak buruk bagi dunia pendidikan.
Guru yang tawadhu  akan mudah mengajarkan ilmu kepada siswanya. Siswa nya akan mudah menerima pelajaran dari guru yang tawadhu dibandingkan dengan guru yang sombong.
Tawadhu merupak sikap yang terpuji. Seorang guru yang tawadhu akan terlihat agug, berwibawa, Dia akan dihormati dan dihargai oleh siwanya.
6.    Memiliki Keberanian
Kebenaran dalam konteks pendidikan adalah  seseorang harus berani mengatakan kebenaran, mengakui kesalahan. Keberanian seperti nyaris sulit ditemui pada guru kita. Kebnayakan dari mereka cendrung menghindar dari muridnya jika melakukan kesalahan. Mereka lebih penting ,menjaga image  ketimbang menyampaikan kebearan.
Mengakui kelemahan dan klesalahn bukanlah tindakan yang menghinakan, tetapi justru menambah kemuliaan dan artabat seorang guru.
Mengakui kesalahan sama sekali tidak tidak mengurangi kedudukan seorang guru, justru dengan mengakui kekeliruannya seorang guru dapat memperbaiki kesalahannya. Sebab guru yang buruk adalah guru yang terus-menerus mengulangi kesalahan yang sama dan tetap bersikeras mempertahankan kesalahan tersebut.
7.    Memilki Jiwa Humor
Sudah merupakan fitrah manusia menyukai sesuatu yang bisa membuat ketawa. Ada orang yang sakit, karena melihat film humor, penyakitnya bisa berkurang bahkan sembuh.
Humor dalam mengajar dapat membuat suana berubah, guru yang suka humor lebih di sukai siswa daripada guru terlalu serius / galak. Guru  yang cerdas akan memasukkan sedikit humor di tengah – tengah menyampaikan pelajaran. Humor boleh saja asalkan tidak berlebihan.
Banyak cara melakukan humor didepan kelas, salahsatu caranya adalah guru mengucapkan dan menyampaikan pelajaran tetapi dengan logat yang berbeda dengan bahasa asli mayoritas siswa. Contohnya bagi yang tinggal di daerah Minangkabau, bisa menggunakan logat bahsa jawa. Dan begitu juga sebaliknya.
Logat tersebut digunakan  untuk menibulkan kelucuan bukan untuk mengejek atau menghina. Karena sesuatu yang lain dari pendengaran siswa akan mengundang perhatian anak.  
8.    Mampu Mengontrol Emosi
Guru juga manusia dengan segundang pemasalahan, permasalahan terebut bisa datang dari rumah tangga, dilingkungan tempat tinggal atau masalah dengan atasan. Kadang guru dalam keadaan marah. Marah yang dirasakan oleh guru tidak boleh dilampiaskan pada siswa.
Hal tersebut akan mengundang ketakutan dalam diri siswa,  sehingga proses pembelajaran pasti tidak akan berjalan dengan baik. Guru harus pandai mengontrol emosinya.
Guru yang mudah kehilangan kontrol akan sulit untuk melihat sebuah kebenaran. Akibtanya guru tidak bisa bersikap objektif di depan murid-muridnya. Oleh sebab itu, seorang guru harus tetap menguasai akal sehatnya sekalipun ada persitiwa yang membuatnya marah. Guru harus bisa mengontrol emosi apalagi di depan siswa
9.    Mampu Menjaga Lisan
Dalam hadist Nabi Muhammad saw. mengatakan bahwa kalau seseorang tidak bisa bekata dengan baik, akan lebih baik diam. Dan dalam pepatah juga mengatakan bahwa mulutmu adalah harimau mu. Ini artinya seorang guru harus mengontrol dan menjaga lidahnya.
Soerang yang tidak mampu menjaga lidahnya merupakan sesuatu yang salah dan tidak baik. Setiap perkataan guru akan tertancap dalan diri anak. Perkataan yang tidak baik, perkataan yang kotor akan merusuak hakikat pendidikan itu sendiri.
Sikap dan perkataan guru akan di dicontoh dan ditiru oleh siswanya. Kalau guru sering berkata kotor di depan muridnya, apalagi muridnya akan lebih mungkin berkata lebih kotor lagi.
10. Membangun sinergi dan bemusyawah dengan guru lainnya
Setiap guru sudah pasti punya masalah. Masalah tersebut bisa datang dari siswa, atasan langsung bahkan datang dari keluarga. Guru tidak boleh mendiamkan masalahnya sediri.
Apabila guru memiliki masalah, bermusyawarlah dengan rekan sejawat. Jangan malu menyampaikm pemasalah pada teman kita. Setiap pendidik dan tenaga kependidikan di Sekolah  adalah satu keluarga. Sekolah ibaratkan satu tubuh. Apabila ada yang sakit semunya harus merasakan sakit.  
Begitu juga dalam memberikan materi pembelajaran pada siswa, sebagai guru mungkin ada materi yang tidak dikuasai. Jangan malu bertanya pada guru yang lain.
Jika materi pelajaran yang tidak kita kuasai, lalu kita berikan pada anak didik kita, kita takut kita salah memberikan pada siswa akhirnya siswa kita menjadi gagal. Ingat, kita akan mempertangung jawabkan semua ilmu yang kita berikan pada tuhan yang Maha Esa. Jadi pastikan ilmu yang kita ajarkan sudah betul – betul ilmu yang benar.
11. Memiliki Kecerdasan Spritual
Guru yang memiliki kecerdasan spritual merupak guru yang pantas diteladani. Guru harus memeperbnayak dirnya dengan ilmu yang menyangkut hubungan manusi dengan Allah (Hablumminallah). Mengapa demikia?, karena ketika seroang guru memiliokimilmu keagaammn yang baik, be;liau dengan mudah mengaitkan setipa pelajaran yuyang dinerikan dengan ketuhanan.
Misalkan, ketika guru menerangkan tentang  air (H2O). kalau dipisahkan menjadi Hidrogen dan Oksigen. Hidrogen adalah yang paling mudah terbakar dari semua zat yang dikenal. Sedangkan oksigen Ini adalah zat yang sangat reaktif dan harus dipisahkan dari bahan yang mudah terbakar. Ketika disatukan menjadi H2O menjadi pemadam kebakaran.
Belajar dari H2O ini tidak mustahil bagi Allah menjadikan lautan air  berubah jadi lautan api dengan Qudrat dan Iradat Nya.
Guru yang memilki kecerdasan spritual akan mudah mengaitakn pelajaran kepada sang penciptanya.