Cari Blog Ini

Sabtu, 27 April 2019

GURU MILENIAL


MENJADI GURU MILLENIAL

C
iri masyarakat mllenial adalah masyarakat yang menguasai tekhnologi infomasi yang sekarang ini sedang berkembang pesat. Guru merupakan seorang yang bekerja secara prorsional semestinya harus mengikuti perkembangan zaman. Guru millenial adalah guru yang melek tekhnologi buksn guru yang gagap tekhnologi/Gaptek.
Tidak dipungkiri lagi bawa sejak pengangkatan guru secara besar besaran pada tahuh 60 an tentunya sudah banyak guru yang usianya hampir penisun bahkan sudah banyak yang pensun. Bagi guru yang sekang usianya 55 tahun tentunya masih ada masa pengabdian 5 tahun lagi. Artinya guru tersebut berada pada era millenial.
            Sebagai guru yang hidup di era millenial, semestinya guru tersebut tidak boleh Gaptek. Seorang guru harus selalu belajar menggunakan tekhnologi informasi yang begitu pesat. Sebagaiman kita memberikan motivasi pada siswa kita dengan mengatakan   “kamu pasti bisa”. semestinya sebagai gurupun kita harus motivasi diri kita sendiri dengan mengatakahan pada diri “saya pasti bisa”.
Agar kita bisa mengikuti perkembangan zamanada bebrapa tips yang bisa kita lakukan sebagai guru.
  1. Banyaklah membaca!
Dalam ajaran agama Islam, ayat pertama turun adalah Iqro`. Artinya bacalah!. Orang yang pintar adalah orang yang banyak mebaca. Sangat ironis memang, ketika seorang guru menyuruh anak didiknya untuk selalu membaca sementara dia sendiri malas untuk membaca.
Membaca merupakan jendela dunia. Orang yang banyak membaca akan mengatahui banyak hal. Guru yang banyak membaca akan mempunyai wawasan yang luas dan dengan sangat mudah menjawab pertanyaan ketika siswanya bertanya.
Anak zaman sekarang sudah kritis, mereka banyak bertanya. Jika seorang guru tidak mebekali dirinya dengan banyak pengetahuan dan wawasan luas maka akan kesulitan untuk mejnawab pertanyaan dari siswa yang kritis.
Dalam sebuah tulisan di media sosial yang penulis baca, ternayata Bill gates membaca sekitar 50 buku dalam setahun, Warrant Buffet membca 600-1000 halaman perhari, Mark Cuben menghabiskan lebih dari 3 jam perhari untuk mebca buku, Mark Zuckerburg membaca buku baru tiap 2 minggu.
Oprah Winfrey setiap bulan membaca dan mendiskusikan buku baru dengan klub membacanya. Buku adalah jendela dunia. Dari buku kita akan medapat banyak pengetahuan.
Profesi sebagai guru merupakan profesi yang salah satu fungsinya adalah membagikan ilmu kepada siswa. Semakin banyak kita memilki ilmu pengetuan akan  semakin banyak kita amemberikan pengetahuan kepada siswa. Tidak cukup kita mengadalkan ilmu yang kita dapat waktu kuliah saja, karena ilmu pengetahuan semakin hari semakin pesat perkembangannya. Agar kita tidak ketinggalan zaman, tiada lain yang harus kita lakukan adalah dengan banyak membaca. Wahai guruku yang  hebat, ayo kita tambah ilmu kita dengan membaca. Luangkan waktu kita untuk mecaba mulai sekrang, perbanyaklah membaca!
  1. Jangan malu bertanya!
Seorang guru harus banyak bertanya, guru memiliki kelebihan dan kemahahan. Ketika serong grui sudah malu bertanya dan mengaangap dirinya sudah pintar, alamat badan akan kerianggalan.
Kita menyadari seorang guru yang sudah lanjut usia, tentunya banyak yang tidak kita ketahui terutama tentang tekhnologi informasi. Jalan keluarnya cuma satu yaitu jangan malu bertanya, bertanyalah pada siapa saja. Walaupun itu pada murid dkita sendiri.
3.    Jangan takut melakukan kesalahan.
Sejak di laksanakannna kurikulum 2013 hampir semua guru mesti memilki leptop. Pengalaman di lapangan saya lihat, setelah membeli leptop, banyak leptip nya diam saja di rumah bahkan ada yang masih kelihatan baru wapupun sudah dimiliki 2 tahun. Kerika diotanya, kenapa Ibu masih baru Le[ptonya?. Jawabnya sederhana saja “ iay pak, saya taku t mrngunakannya. Takut rusak” kata guru tersebut.
Penyakit ini merupakan penyakit yang dimulki oleh guru yang takut melakukan kesalahan. Takut rudak. Padahal yang punya leptop itu dia sendiri, katena takut rusal. Takut salah akhitna lepton nta diam saja di rumah.
Seroang guiru millenila tidak boleh seprti itu, guiru millenialmharus aktif, bertanya dan melakukan apa yang sudah di ajarkan oleh teman atau anak nua seklipun.
4.    Tingkatkan kepercayaan diri
Banyak guru yang kurang percaya diri. Mereka mengaangap dirinya sudah tua, tidak millenial dan sudah tidak zamnnya eksis. Sikap yang demikian bukanlah ciri seroang guru millenial. Seorang guru harus memiliki kepercayaan diri yang kuat. Keprcayaan diri yang kuat akan meningkatkan energi kita untuk berbat untuk melakukan sesuatu terutama yang berkaitan dengan tugas kita.
Kita seraing menyruh isea kita untuk percaya diri, hal yang sama juga diharapkana pada diri kita. Yakinlah tidak semua orang memilikimkesempurnaan, akan tetapi orang yangh sempurna itu adalah orang yang merasa dirinya serab kekaurangn dan memuiklik kepercayaan diri unutk menyempurnakannna dengan banyak belajar.
Oang ijak mengatakan órang yang berilmu adalah orang yang merasa dirinya kurang ilmu dan dia berusaha untuk menambahnya. Orang bodoh adlah orang yang merasa cukupo dengan ilmu yang ada padanya dan tidak mau untuke menambahnya.
5.    Perbanyak silaturrahmi
Adalam ajran agaka kita, terutama aga,ma Islam sillaturhmi merupakan jembatan hati. Silatuerahmi mmebrikan pada kita kesenangan dan ketenangan yang luar bissa dalam diri kita. Sehingga dalam hadist Nabi Muhammad saw.  mangatakan bahwa salah satu dosa yang besar adalah orang yang memutuskan silaturahmi.
Dalam kaitannya dengan pendidilan, silaturahmi dilakukan dengan kunjunngan ke sekolah – sekolah yang suduah maju. Kunjungan pada sekolah yang sudah maju akan menambah wawasan baru bagi kita. Kita dapat betukar pikiran dengan sesama guru. Kita ambil semua yang baik pada sekolah yang kita kunjungi. Dengan demikiaian silatuurahmi juga dapat meningkatkan wawasan kita, pengetahuan kita dan rasa kepecayaan diri kita.
Jangan malu bertanya pada sekolah yang kita kunjungi. Ambil semua ilmunya dan perbaiki di tempat kerja kita kalau kita sudah mendapatkan ilmu baru dari sekolah yang kita kunjungi. Jadi silaturrahmi juga cara kita untuk mejajukan diri dan sekolah kita.
6.    Buang jauh sifat iri dan dengki sesama guru
Sifat iri dan dengki merupakan sifat yang tercela. Seorang guru tidak boleh memilki sifat tersebut. Sigat tersebut terjadi pada guru seperti rasa iri pada teman sejawat yang sudah maju. Sifat iri pada kewan yang sudah maju merupakan penghambat kemajuan kita. Apabila teman kita sudah maju maka kita bersyukur karena kita bisa bertanya dan bertukar pikiran pada kawn yang sudah maju. Jika kita iri dan dengki maka energi yang muncul dalam diri kita adalah energi yang negatif. Enegri negatif tersebut bisa membakar potensi diri kita sendiri. Tentunya akan merugikan diri kita sendiri.
Orang yang memilki sifat iri dan dengki sulit untuk maju. Orang yang punya sifat iri dan dengki akan sulit menerima perubahan. Guru millenial harus membuang sifat demikian. Jangan pernah iri dan denfki pada teman kita. Karena teman merupakan aset kita yang bisa kita mamfaatkan unutk tumbuh dan berkembang.
7.    Jangan kikir memberikan ilmu pada teman seesama guru
Sifat yang juga harus dighindari oleh guru millenial adalah sifat kikir. Sifat kimir ini kan menghambat kemajuan sekolah kita. Apabila kita amemilki kelabihan dalam sudatu bidang, seorang gru millenial tidak boleh kikir.
Sifat kikir biasanya tumbuh pada diri guru karena merasa takut dengan temannya sejawatny akan lebih maju dari dirinya. Yakinlah semakin kita berikan ilmu itu pada orang laian, maka semakin bertambah ilmu kita jangan takut berbagi. Berikan apa yang kita punya pada teman kita, issya Allah,  Allah akan menambah ilmu yang sudah kita miliki.
Tanamkan rasa bangga pada diri kita ketika kita sudah bisa berbagi dengan teman sejawat. Kalau kita berbagi pada teman, dan teman kita mendapatkan ilmu baru dari kita, itu merupakan kebahagian tersendiri yang akan kita peroleh. Bukanklah salah satu amal yang dapat kita petik diakhirat nanti adalah ilmu yang bermamfaat yang telah ajarkan?. Ayo, jangan kikir! tanamlah sebanyak nya amal kebaikan dengan menyebarkan ilmu yang suduh kita miliki pada orang lain. Selamat berbagi.
8.    Berkunjungalah ke rumah orangtua siswa
Guru milenial mengahadpai permalasaha tersendiri dalam menghadapi anak zaman now. Anak zaman sekrang sdauh berbeda dengan anak msa guru menjadi seroqng anak. Anak zaman sekrang sudah melek tekhnologi. Teman kesehariannya kadangkal hanya dengan HP dan TV.
Masalah anak tidak bisa dihadapi guru saja. Peubahan tingkah laku pada naka xama sekrang sangatlah agak menakutkan. Anak zazman sekrang tidak takutlagiu pada gurunya. Disamping perubahan amzam, peraturan juga tiak boleh memarahi anak secara berlebiha. Tidak jarang Kondisi ini mebuat anak semakit agak cendrung erbiuat seenak hatinya.
Banyak sudah guur yang keqalahan menghadapi nak zamn sekrang. Maka guru millenial harus berkiunjung kerumah orang tuanya. Berdiskusi dengano rang tuanya. Membericarakan perkembangan anak dengan orng tuanya.
9.    Ayo menulis!
Mengapa  kita harus menulis? Ada beberapa alasan mengapa kita harus menulis. Petama Permendiknas No. 35 tahun 2010 Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya, berlaku efektif 1 Januari 2013 .
Kedua Kenaikan pangkat jabatan Fungsional Guru serendah-rendahnya Golongan III/b diwajibkan membuat Karya Inovatif berupa Penelitian, Karya Tulis Ilmiah, Alat Peraga, Modul, Buku, atau Karya Teknologi Pendidikan yang nilai angka kreditnya disesuaikan.
Ketiga Siapa yang tidak kenal dengan Buya Hamka?, pada umunya semua orang kenal. Lalu, darimana orang tersebut kenal?, padahal Buya Hamka sudah meninggal puluhan tahun yang lalu. Jelas, orang kenal dengan Buya Hamka  adalah dengan karyanya yang berupa banyak buku. Bahkan ada tafsir yang di tulisnya ketika beliau berada dalam penjara.
Pelajaran yang dapat kita ambil adalah. Kita kenal dengan orang yang mati puluhan tahun yang lalu salah satu adalah dengan karya yang ditinggalkannya. 
Menulis merupakan sarana  sesorang untuk melepas uneg-uneg yang ada dalam kepalanya. Dari zaman dahulu, banyak cara yang dilakukan orang untuk melepas ketegangan dapal otaknya. Salah satunya adalah dengan menulis. Sebelum adanya komputer dan leptop. Orang dahulu menulis di buku harian. Sehingga buku harian merupakan barang yang selalu mendapingi dalam pelukan seseorang.
Pada zaman sekarang, disamping buku harian, ada alat yang dapat di gunakan oleh seeorang untuk menulisa yaitu leptop dan HP android. Apapun tempat kita untuk menulis tak jadi masalah. Yang penting ada media yang dapt kita gunakan unutk menulis. 
Seorang guru prosesioanl harus menulis. Ada pepatah mengatakan, harimau mati meninggalkan belang, gajah mati meninggalkan gading dan kalau guru mati seyogyanya meninggalkan tulisan.
Saya yakin, maisng-masing kita memiliki potensi untuk menjadi penulis, masalahnya mungkin kita  tidak memiliki kepercayaan diri, tidak tahu dari man memulai. Penulis hebat bukanlah penulis yang semuanya tulisannya dalam pikirannya, salah satu cara agar kita bisa menulis adalah dengan banyak membaca. Adapaun tips menulis adalah yang bisa kita lakuakan untuk memulainy adalah :
a.    Tuliskan apa yang muncul. Jangan di lawan
b.    Jangan di pusingkan dengan ejaan dan tanda baca. Tabrak saja!
c.    Fokus pada proses bukan hasil. Tulis saja
d.    Setelah kita tuangkan apa yang kita rasakan, baru kita swasunting (edit sendiri) tulisan kita.
Menurut Much Khoiri, hal 59-620  yang ditulis oelh Mas Febri melaui pesan What`s Up dalam Group Gur Sagusabu Padang IGPPL menyebutkan strategi menulis dalam kesibuakan diantaranya :
1.    Rajinlah membaca ( dalam arti luas)
2.    Selalu bawa alat rekam gagsan, baik alat audio maupun note-book untuk mencatat
3.    Menulis atau mengungkapkan gagasan dalam hati
4.    Segera tuangkan tulisan di “dalam hati” ke dalam tulisan terketuk
5.    Mamfaatkan waktu luang
6.    Menulis yang di alami (write what you do)
7.    Buatlah Motto “menulis setiap hari”
Seorang penulis yang sibuk mempunyaio motto “Pagi Pegawai, Petang Pengarang.
Mengapa kita harus ,menulis? ternyata, Menulis itu
a.      Mencerdaskan
b.      Mengurangi “stress” pikiran sehingga Menyehatkan (Menjadi psiko terapi  diri)
c.      Memperoleh “point” dan “coin”
d.      Manfaatnya “tak terputus” (Multi Level Pahala) dan “Panjang Umur”
Mengapa menulis itu susah? mungkin karena :
a.    Jika kurang niat (merasa tidak butuh)
b.    Jika belum dimulai
c.    Jika kurang terbiasa
d.    Jika belum merasakan manfaatnya
Lalu, bagaiman caranya agar kita  termotivasi untuk menulis? Caranya dalah :
a.    Niatnya harus KUAT
b.    Segera memulai (Take Action)
c.    3M (Menulis, menulis, dan Menulis)
Lalu apa yang harus kita tulis? Kita bisa saja menulis :
a.    Pengalaman hidup (rasa, dengar, lihat)
b.    Opini
c.    Liputan kegiatan
d.    Cerpen, puisi, novel
e.    Buku pelajaran :
f.     Buku pengayaan : buku pengayaan berisi tambahan/pendalam materi.
g.    Buku kamus : 
h.    Buku TTS pembelajaran
i.      Oto biografi. Tulsi sendiri,  mulai lahir sampai sekrang.
j.      Bio grafi : ditulis orang lain.
k.    Buku memeoar : sebahagian kisah bapak/ibu /orang lain.
l.      Novel mini
m.   Novel fiksi
n.    Novel faksi (fakta + Fiksi )
o.    Buku kumpulan puisi
p.    Buku cerita bergambar
q.    Buku media pembelajaran : (BP) best practis
r.     Buku panduan ( How To)
s.    Komik pembelajaran. Komik strip. Foto jadi strip
t.      Catatan harian :
u.    Buku reliji contoh
v.    Buku sejarah
w.   Buku fotrografi
x.    Kumpulan status medsos
y.    Pendidikan inklusi, kumpulan soal, olimpiade, ujian nasional, kumpulan pantun, tekhnologi, parenting, enterpreneuship.
z.    Buku profil sekolah
a.    Sejarah dan larat belakang
b.    Program unggulan sekolah
c.    Prestasi akdemik
d.    Alumni berprestasi
Kalau ada keinginan kita untuk menulis, banyak yang bisa kita tulis. Yang paling penting adalah niat dan kemauan kita.
Jadilah guru Millenial dengan meningglkan karya yang berbentuk tulisan. Ayo. Guru hebat. Mulai serkang ayo kita menulis untuk generasi kita yang akan datang. Guru hebat adalah guru yang meninggalkan kenangan untuk generasi penerus yang akan datang. Salah satu kenagan terbaik adalah meninggal tulisan dalam bentuk buku. Ayo menulis!


“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.”
- Pramoedya Ananta Toer


Tidak ada komentar:

Posting Komentar